Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Saturday, August 23, 2014

Ulama Batu Bara Jangan Saling Menyalahkan

Tony
Pengamat dan pemerhati agama menyarankan agar para ulama yang ada di negeri ini jangan saling menyalahkan soal sudut pandang sejumlah pengajian yang ada di Batu Bara. Untuk itu, ulama dan umara (pemimpin) semestinya saling bergandeng tangan dalam memperbaiki akhlak manusia.

"Ulama dan umara merupakan salah satu khalifah yang memberikan jalan kepada umat manusia. Merekalah yang semestinya menjadi teladan bagi umat dalam menyikapi sebuah persoalan,” ujar pemerhati agama di Batu Bara, Nazaruddin, kepada andalas di Tanjung Tiram, Kamis (12/12).

Pernyataan itu disampaikannya berkaitan dengan silang sengketa sudut pandang antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batu Bara yang menyatakan bahwa pengajian Naqsabandiyah cabang Bengkulu yang berada di Desa Lima Laras adalah sesat. Akibat pernyataan itu kemudian sejumlah ulama saling adu argumentasi dan saling menyalahkan.

Lebih lanjut dikatakan Nazaruddin, untuk menyelesaikan persoalan sudut padang agama, katanya, harus melibatkan sejumlah ulama, pakar agama, dan umara. Dengan demikian, soal sudut pandang tentang materi pengajian bisa dibahas bersama-sama dengan tidak saling menyudutkan satu sama lain. "Jadi pembahasannya bisa jelas dan terang benderang mengenai materi pemahaman," jelasnya.

Sekedar diketahui, MUI Batu Bara melalui Ustazh Nasir Lc dalam pernyataannya di sebuah media menyatakan, pengajian Naqsabandiyah yang berada di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram sesat. Oleh karena itu, pengajian jangan diteruskan lagi. Pernyataan Ustazh Nasir itu dilontarkan pada acara dialog yang diprakarsai oleh salah satu mahasiswa di Desa Lima Laras. Sayangnya, ustadzh yang hafiz Quran itu tidak memberikan kesempatan kepada pengajian Naqsabandiyah untuk menjelaskan secara rinci materi yang diajarkan kepada murid- muridnya itu.

Disebutkan, lapaz Allah "Alif, Lam, Lam, Ha, itu tidak boleh diputus-putus menjadi empat bagian. Jika "Allah" diputus menjadi dihilangkan alif, menjadi lillah, jika hilang lam, hu, Tuhan, maka dari itu, Allah itu jadi empat bagian.

Pernyataan itu kemudian menyulut polemik di kalangan organisasi Islam di Batu Bara yang menjurus saling menyudutkan.

Sebelumnya, salah seorang gurui pengajian Naqsabandiyah asal Bengkulu menyatakan, Tarekat Naqsabandiyah bukan aliran sesat. "Kami tidak sesat, kami bukan aliran agama tapi hanya kelompok pengajian. Kami sangat menyayangkan sekali kalau ada yang menuduh kami ini sesat," kata guru besar Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsabandiyah, Cabang Kabupaten Rejanglebong, Asman, di sejumlah media masa.

Menurutnya, jamaah Tarekat Naqsabandiyah, sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia. Selain berpusat di Desa Suka Datang, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, juga ada di beberapa wilayah seperti di Andale, Sumatra Barat, Bangka dan Pangkal Pinang, Kabupaten Muko-muko, Bengkulu, Kendari, Sulawesi Utara, Jakarta, Depok dan daerah lainnya.

Setiap tahun ratusan hingga seribuan jemaah kelompok ini berkumpul di gedung Tarekat Naqsabandiyah di Kabupaten Rejanglebong, yang dibangun di atas lahan lebih kurang satu hektar. Jemaah berkumpul untuk melaksanakan dzikir akbar atau yang mereka sebut "Suluk" dan haul memperingati delapan tahun meninggalnya guru Tarekat Naqsabandiyah setempat, Buya Syekh Zainal Arifin.

Untuk pelaksanaan dzikir jahar biasanya dilakukan secara berjamaah (ramai-ramai) dan diucapkan keras-keras setelah pelaksanaan salat lima waktu. "Sedangkan zikir khafi dilakukan pelan-pelan dan tersendiri di dalam sekat-sekat berukuran 1 x 1 meter yang diselubungi kain kassa penahan nyamuk atau kelambu," terang Asman.

Pelaksanaan zikir tersebut, lanjut Asman, guna menghilangkan penyakit yang mendera hati seperti hasut, iri dengki, takabur dan sebagainya. Jika para jemaah selesai menjalaninya maka mereka akan bersih, suci, sehingga akan menjauhi berbagai larangan agama. (harianandalas)

Tony / Author & Editor

‘Menempuh jalan suluk’ berarti memasuki sebuah disiplin selama seumur hidup untuk menyucikan qalb dan membebaskan nafs (jiwa)

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates