Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Friday, January 29, 2010

Sumut Perlu Bangun Madrasah di Daerah Terpencil

Tony
Beberapa desa terpencil di Sumatera Utara (Sumut) perlu dibangun Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di daerah itu, sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Pembangunan madrasah di pelosok pedesaan itu, sudah saatnya dipikirkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Humas Kanwil Departemen Agama Sumut, Solehuddin di Medan, Senin, mengenai perkembangan pembangunan madrasah di daerah terpencil Sumut.

Sekolah madrasah yang perlu dibangun di daerah terpencil di Sumut itu, yakni di Desa Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal (Madina), sejumlah desa di Kabupaten Tapanuli Selatan, Nias, Tanah Karo, Humbang Hasundutan dan Dairi.

Pembangunan madrasah itu juga betujuan untuk mengembangkan pendidikan agama Islam hingga pelosok desa di Sumut.

“Madrasah perlu didirikan hingga pelosok desa, tidak hanya di perkotaan saja. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil juga perlu sekolah di madrasah,” kata Solehuddin.

Ia menjelaskan penambahan pembangunan madrasah di Sumut itu perlu direalisasikan, mengingat jumlah madrasah yang ada di provinsi itu dinilai sangat terbatas.

Apalagi, katanya penduduk di Sumut saat ini sudah mencapai hampir 12 juta jiwa lebih dan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.

“Pertambahan jumlah penduduk itu juga harus dibarengi dengan pembangunan gedung sekolah seperti madrasah,” ucapnya.

Ditanya berapa jumlah sekolah Madrasah Ibtidayah Negeri (MIN) di Sumut, Solehuddin mengatakan mencapai 128 buah dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebanyak 40 sekolah.

Sumut juga memiliki Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) sebanyak 50 buah, Madrasah Tsanawiyah Swasta (MSS) 800 buah dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) 352 buah.

Disamping itu, Sumut juga memiliki 211 pesantren dan tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut, di antaranya terdapat di Kabupaten Madina, Tapanuli Selatan, Langkat, Binjai, Medan, Asahan, Deli Serdang dan daerah lainnya.

Selain itu, di Sumut juga terdapat 37 buah PPS Salafiah (pedidikan wajib belajar Dikdas 9 tahun), 730 Raudatul Atfal( pendidikan sore) dan 1.661 Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).

“Pendidikan tersebut sangat membantu dan meningkatan pendidikan agama Islam di Sumut,” kata Solehuddin.

PTS Diminta Persiapkan Data Mahasiswa Penerima Beasiswa

Tony
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) diminta menyiapkan data mahasiswa yang benar-benar layak menerima beasiswa, karena pemerintah akan segera menyalurkan beasiswa untuk mahasiswa dari PTS.

Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut/NAD, Prof Zainuddin di Medan, Jumat, mengatakan, tahun ini pihaknya akan menyalurkan Rp22 miliar untuk beasiswa mahasiswa PTS di lingkup Provinsi Sumatra Utara dan Aceh.

Dengan adanya pemberian beasiswa tersebut, diharapkan ke depannya tidak akan ada lagi mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan studinya karena alasan kesulitan keuangan.

Dana yang berasal dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tersebut segera dicairkan setelah Kopertis menerima data mahasiswa yang valid.

“Jika pendataan penerima beasiswa diolah dan dimasukkan untuk bisa diakses secara on line memang sangat baik. Namun data semua ada di universitas, makanya kampus juga harus punya data base yang baik,” katanya.

Biasanya, kata dia, setiap tahun ada 18.000 mahasiswa mendapatkan beasiswa. Namun untuk tahun ini jumlah mahasiswa penerima beasiswa masih terus didalami. Itu disesuaikan dengan kemampuan keuangan pemerintah dan jumlah data yang masuk.

“Setelah kita hitung persentase untuk semua perguruan tinggi di NAD dan Sumut, barulah nanti kita tahu berapa jumlah mahasiswa yang akan mendapat beasiswa itu,” katanya.

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Prof Nur Ahmad Fadhil Lubis, mengatakan, pihaknya sangat mendukung perbaikan data penerima beasiswa guna memudahkan pendataan.

“Selama ini kami sudah melakukan perbaikan data penerima beasiswa itu, termasuk soal informasi beasiswa yang ada di IAIN. Jadi mahasiswa bisa melihat melalui online dan setelah itu mengajukan proposal permohonan beasiswa,” katanya.

Di IAIN, kata dia, jenis beasiswa cukup banyak. Bukan hanya dari dalam negeri atau dari pemerintah, namun juga ada dari luar negeri, seperti dari negara Arab Saudi.

“Biasanya beasiswa tersebut untuk mahasiswa yang berprestasi dan mahasiswa yang kurang mampu dari segi ekonomi,” katanya.

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates